Saturday, March 11, 2017

nilai dan norma sosial



TUGAS SOSIOLOGI
NILAI DAN NORMA SOSIAL













Disusun Oleh:
1.      Khafid Alfian Rosyadi         (16)
2.      Septiana Dwi Wahyuni         (26)
3.      Ummu Ni’matun Nada         (30)
4.      Wahyu Kusuma                    (31)


Kelas : X IPS 2

SMA Negeri 7 Purworejo
Tahun Pelajaran 2016/2017

·        NILAI SOSIAL

1.     PENGERTIAN NILAI
Dalam KBBI, Nilai didefinisikan sebagai sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dalam sosisiologi, Nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang di anggap baik dan buruk. Menurut Soerjono Soekanto mendefinisikan nilai sebagai konsepsi sbstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Dengan deikian, nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat.

2.      CIRI-CIRI NILAI SOSIAL
Ø  Konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat.
Ø  Disebarkan antara sesama warga masyarakat
Ø  Terbentuk melalui sosialisasi
Ø  Bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia
Ø  Dapat memengaruhi perkembangan diri seseorang
Ø  Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat
Ø  Cendrung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai

3.     FUNGSI NILAI
Ø  Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok
Ø  Mengarahkan masyaraka dalam berpikir dan bertingkah laku
Ø  Alat solidaritas d kalangan anggota kelompok(masyarakat). Dengan nilai tertentu, anggota kelompok kana merasa sebagai suatu kesatuan
Ø  Alat pengawas/ kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan sistem nilai

4.     PEMBAGIAN NILAI
Pembagian nilai menurut Prof. Dr. Notonegoro:
a.       Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia. Contoh: makanan, pakaian, air
b.      Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas. Contoh: alat tulis untuk pelajar
c.       Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi batin(rohani) manusia
d.      Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Nilai ini  meruakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak.

5.      MACAM-MACAM NILAI SOSIAL
Nilai juga dapat di bedakan berdasarkan cirinya:
1.      Nilai dominan, yaitu nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya.
      ukuran dominan atau tidaknya berdasarkan hal-hal berikut:
  Banyaknya penganut nilai tersebut
  Lamanya nilai tersebut dianut dan digunakan
  Tinggi rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut
  Kebanggaan niali tersebut di masyarakat
2.      Nilai yang mendarah daging, yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan, sehingga seseorang menjalankannya tanpa melalui proses berpikir. Atau dengan kata lain tidak sadar.

1.      Nilai Immaterial(rohani), yaitu nilai yang sulit untuk berubah. Nilai immaterial menggunakan nurani atau akal, perasaan, kehendak, dan keyakinan. Contohnya adalah ide, pemikiran, atau peraturan.
2.      Nilai Material(jasmani), yaitu nilai yang terwujud, mudah dilihat, diraba, dan memiliki karakteristik mudah berubah. Contohnya antara lain gedung, jembatan, rumah, dll.


·        NORMA SOSIAL

1.     PENGERTIAN NORMA
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat.
Norma berfungsi mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat demi terciptanya keteraturan sosial.

2.     TINGKATAN NORMA
Ø  Cara( usage), yaitu norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar sangsi hanya mendapat  cemoohan dan teguran
Ø  Kebiasaan(folkways), yaitu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage
Ø  Tata kelakuan(mores), yaitu atiran yang sudah diterima masyarakat secara sadar atau tidak dan dijadikan lata pengawas atau kontrol terhadap anggota-anggota masyarakat
Ø  Adat istiadat(custom), pada umumnya tidak tertulis, namun memiliki sangsi yaitu berupa sikap penolakan dari masyarakat
Ø  Hukum (law)

3.     JENIS NORMA
Ø  Norma agama, yaitu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama
Ø  Norma kesusilaan, yaitu norma yang didasarkan pada hati nurani atau akhlak mulia
Ø  Norma kesopanan, yaitu norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat
Ø  Norma kebiasaan, yaitu hasil dari melakukan perbuatan yang sama secara terulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
Ø  Norma hukum, yaitu himpunan petunjuk atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat(negara)








Friday, March 10, 2017

macam-macam verba

VERBA
Ciri-ciri verba :
1.      memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat
contoh :  - Pencuri itu lari.
   -Mereka sedang belajar di kamar
   -Bom itu seharusnya tidak meledak
   -Orang asing tidak akan suka masakan Indonesia
verba belajar, meledak, dan suka berfungsi sebagai inti predikat
2.      verba mengandung makna perbuatan ( aksi ), proses, atau keadaan yang bukan sifat
3.      verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘ paling ‘ seperti kata mati atau suka
4.      pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata kata yang menyatakan kesangatan misalnya sangat pergi, bekerja sekali

Kata kerja transitif (verba transitif) dan kata kerja  intransitif (verba taktransisif)
1. Verba Transitif
Kata kerja transitif ( verba transitif) adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Perhatikan contoh berikut.
1.      Ibu(s) sedang membersihkan (p) kamar itu.(o)
2.      Rakyat mencintai pemimpin yang jujur.
3.      Polisi harus memperlancar arus lalu lintas.
4.      Sekarang orang sukar mencari pekerjaan.

1.1  Verba Ekatransitif =   adalah verba transitif yang diikuti oleh satu  objek
contoh         :  Ibu akan membeli baju
          Saya sedang mencari pekerjaan
 contoh  lain :   membawa                  membuktikan
mengerjakan               merestui
membeli                      mengadili
memperbaiki               mempermainkan

1.2  Verba Dwitransitif =   adalah verba yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai objek satu sebagai pelengkap
contoh :         Saya sedang mencarikan adik saya pekerjaan
         Ibu membelikan kakak baju baru

contoh lain  :  membawakan                          membelikan
                                    mencarikan                             menamai
                                    menugasi                                mengirimi
                                    menyerahi                               memanggil

1.3  Verba Semitransitif = adalah verba yang objeknya boleh ada boleh tidak
Contoh :  Ayah sedang membaca koran -> koran boleh ada boleh tidak
  Ayah sedang membaca
Contoh lain :   makan                          minum
menulis                        menonton
menyimak                    membaca
2.  Verba Taktransitif
Verba taktransitif  adalah verba yang tidak memiliki nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Perhatikan contoh berikut.
1.      Ayah sedang mandi.
2.      Kami harus bekerja keras untuk membangun negra.
3.      Petani di pegunungan bertanam jagung.( jagung = pelengkap)

Verba mandi dan bekerja adalah verba taktransitif karena tidak dapat diikuti nomina.
Verba bertanam memang diikuti oleh nomina jagung, tetapi nomina itu bukan objek dan tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.Karena itu, bertanam disebut verba taktransitif, sedangkan jagung merupakan pelengkap.

Pelengkap tidak harus nomina. Dengan demikian, verba taktransitif dibagi atas dua macam, yaitu verba yang berpelengkap dan verba tak berpelengkap.


Perhatikan kalimat berikut.
1.      Rumah orang kaya itu berjumlah dua puluh buah.
2.      Dia sudah mulai bekerja.
3.      Anak itu kedapatan merokok.
Verba berjumlah, mulai, dan kedapatan adalah verba berpelengkap, dan pelengkap verba itu harus ada dalam kalimat.( verba taktransitif berpelengkap wajib)

Perhatikan kalimat berikut.
1.    Nasi telah menjadi bubur.
2.    Kekayaannya bernilai seratus miliar rupiah.
3.    Bajunya berwarna kuning.

Verba menjadi, bernilai, berwarna juga merupakan verba berpelengkap. Namun , dalam konteks lain ketiga verba itu dapat juga tidak diikuti oleh pelengkap, seperti tampak pada contoh berikut.
1.      Pikiran yang dikemukakannya bernilai.
2.      Film itu berwarna.
( verba taktransitif berpelengkap manasuka )
Perhatikan kalimat berikut.
1.      Gadis itu tersipu-sipu.
2.      bibit kelapa itu sudah tumbuh.
Verba tersipu-sipu dan tumbuh adalah verba yang tidak dapat diberi pelengkap.
3.      Bibit kelapa itu tumbuh subur. 
Kata subur dapat diparafrasekan menjadi dengan subur.

Verba Taktransitif yang tidak berpelengkap
Contoh :           berdiri                         berlari                         tenggelam
                        membaik                     membusuk                  datang
                        menghijau                   terkejut                       timbul             
                        duduk                          terkicuh                       memburuk

Verba Taktransitif yang berpelengkap wajib
Contoh :           beratapkan                  berdasarkan                merupakan
                        berlandaskan              menyerupai                 berkata (bahwa)

Verba Taktransitif yang berpelengkap manasuka
Contoh :           berharga                     naik                             ketahuan        
                        berdinding                   berbaju                        kehujajan
                        beratap                       bercat                          kecopeta
                        berhenti                      berdinding                   berpintu
                        merasa                                    berpagar                     berpola






3.    Verba Berpreposisi
Verba berpreposisi adalah verba taktransistif yang sulalu diikuti oleh preposisi tertentu, seperti kalimat berikut.

1.      Kami belum tahu akan/tentang hal itu.
2.      Saya sering berbicara tentang hal itu.

Contoh lain :    cinta pada                          teringat akan/pada
                         suka akan                          tergolong dalam
                         terbagi atas                       terkenang akan
                         sesuai dengan                   terdiri atas

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang prosisinya satu dan karena itu predikatnya pun satu, atau dianggap satu.
Contoh  :
1.      Dia bekerja di bank.
2.      Mereka makan minum di kedai itu.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.Unsur subjek dan predikat hanya satu.
Klausa  : deretan kata yang paling tidak memiliki








                       
                                   
                       




                       

Contoh Meringkas Teks Fabel
                                         Dahulu kala di tengah-tengah hutan di atas bukit terdapat sebuah desa yang dihuni oleh beraneka ragam serangga. Mereka hidup rukun dan damai. Ada keluarga kupu-kupu, keluarga kumbang, Kakek Cacing , sekelompok semut hitam, Bapak Laba-laba, dan Ibu Kecoa.
Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira. Mereka saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang hidup menyendiri.Ia hanya memandang keramaian itu dari depan rumahnya. Belalang itu merasa malu karena telah kehilangan sebuah kakinya. Menurut cerita Kakek Cacing, Paman Belalang kehilangan kakinya setahun yang lalu karena berkelahi dengan seekor burung yang hendak memangsanya. Paman Belalang sehari-hari hanya merenung meratapi kakinya yang hilang dan merasa sudah tidak berguna lagi.  
Perbedaan Objek dan Pelengkap
1.      Objek berkatagori nomina, sedangkan pelengkap berkatagori nomina, verba, ajektiva, dan preposisional ( kata depan )
2.      Objek berada langsung di belakang predikat / di belakang verba aktif transitif, sedangkan pelengkap di belakang verba semitransitif atau dwitransitif, atau berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek kalau ada unsur objek.
3.      Objek dapat menjadi Subjek apabila dipasifkan, sedangkan pelengkap tidak bisa dipasifkan , jika dipasifkan tidak bisa sebagai subjek.
4.      Objek tidak dapat didahului preposisi, sedangkan pelengkap bisa didahului preposisi.
5.      Objek dapat diganti dengan –nya, kecuali didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan.

KEHIDUPAN AGAMA KERAJAAN KUTAI

KEHIDUPAN AGAMA KERAJAAN KUTAI  A.    PENDAHULUAN   Kutai merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia, yang muncul pada abad k...